Gelombang Konten Hoaks Meningkat Jelang Pemilu 2024, Ini Menurut Menkominfo
Gelombang Konten Hoaks Meningkat Jelang Pemilu 2024, Ini Menurut Menkominfo
Selasa, 31 Oktober 2023 11:55 WIB | 474 views
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, telah mengungkapkan peningkatan dramatis dalam jumlah konten palsu (hoaks) menjelang Pemilu 2024. Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mencakup periode Januari hingga Oktober 2023, terdapat 98 konten hoaks yang berkaitan dengan pemilu. Angka ini adalah peningkatan sepuluh kali lipat dari jumlah konten palsu yang terdeteksi pada tahun 2022, yang hanya mencapai 10 konten.

Budi menjelaskan, "Kementerian Kominfo mencatat bahwa selama tahun 2022, hanya ada 10 hoaks yang berkaitan dengan pemilu. Namun, sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober, tercatat 98 isu hoaks terkait Pemilu. Artinya, terjadi peningkatan hampir sepuluh kali lipat dalam isu hoaks dibandingkan dengan tahun sebelumnya." Pernyataan ini disampaikan oleh Budi di Kantor Kominfo, Jakarta Pusat, pada Jumat, 27 Oktober.


Dilansir dari laman CNN Indonesia, data dari Kominfo juga menunjukkan bahwa penyebaran konten hoaks yang berkaitan dengan Pemilu mengalami fluktuasi sepanjang tahun ini, dengan peningkatan yang mencolok mulai terlihat sejak Juli.

Pada bulan Juli 2023, Kominfo mencatat adanya 14 konten hoaks, yang kemudian meningkat menjadi 18 konten pada Agustus 2023. Namun, angka tersebut sedikit menurun pada bulan September 2023, dengan 13 konten hoaks.

Peningkatan penyebaran konten hoaks terjadi kembali pada bulan Oktober 2023, dan hingga 26 Oktober, Kominfo mencatat setidaknya ada 21 konten hoaks yang terkait dengan pemilu tersebar di media sosial.

Budi menyatakan, "Meskipun terdapat fluktuasi, sejak Juli 2023, terjadi peningkatan yang signifikan dari bulan ke bulan sebelumnya."


Budi juga menegaskan bahwa penyebaran hoaks terkait Pemilu adalah perhatian bersama semua pihak, karena hal ini dapat merusak kualitas demokrasi dan memecah belah persatuan bangsa. Hoaks tersebut tidak hanya ditujukan kepada calon presiden dan wakil presiden, tetapi juga menyerang reputasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pihak penyelenggara pemilu lainnya, dengan tujuan menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.


Penting untuk waspada terhadap potensi adu domba dalam situasi ini. Budi Arie telah mencatat upaya untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) selama Pemilu 2024 dan menyatakan keprihatinannya terhadap dampak potensial dari teknologi ini dalam menyebabkan disinformasi dan hoaks yang semakin meluas. Ia menyatakan perlunya menilai etika dalam penggunaan AI, mengingat teknologi ini memiliki potensi besar untuk kebaikan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk kerusakan.


(Foto/Gambar: Menkominfo Budi Arie Setiadi/CNN Indonesia/Loamy Noprizal)


Berikan Komentar Via Facebook