Pemilu pada hakikatnya merupakan panggung bagi konflik yang sah secara hukum. Meski demikian, pentingnya manajemen yang efektif dalam mengelola konflik tersebut untuk memastikan bahwa persaingan dan pertarungan politik dalam merebut kekuasaan tetap menjunjung tinggi nilai persatuan.
Oleh karena itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 2024 mengusung filosofi "Pemilu Sebagai Sarana Integrasi Bangsa." Upaya ini bertujuan untuk melihat sisi lain dari proses politik lima tahunan yang sebelumnya hanya dikenal sebagai arena persaingan, perjuangan, dan konflik semata.
Dilansir dari laman resmi KPU, Anggota KPU, Mochammad Afifuddin, menyampaikan hal ini sebagai pengantar saat menjadi pembicara dalam Kegiatan Hari Studi Sidang KWI 2023 di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Menteng, Jakarta, pada Selasa (7/11/2023).
Afifuddin menambahkan bahwa peran tokoh agama menjadi sangat sentral, terutama dalam mengajak umat, jamaah, atau jemaatnya untuk tetap menjaga persatuan meskipun memiliki pandangan dan pilihan politik yang berbeda. Seruan dari tokoh agama dianggapnya sangat penting untuk menghindari konflik yang dapat muncul akibat perbedaan politik yang merugikan. “Tentu para uskup, romo menangkap sisi apa yang kami harapkan,” tutur Afif.
Menurut Afifuddin, seruan dan pandangan dari tokoh agama seringkali lebih mudah didengar. “Kalau yang ngomong KPU ayo datang ke TPS, biasa. Tapi kalau yang ngomong tokoh agama, di gereja, ayo kita datang ke TPS, (itu) beda,” kata Afif.
Lebih lanjut, Afifuddin menekankan bahwa KWI selama ini cenderung menempatkan diri di tengah atau netral dalam setiap even demokrasi. “Fatwanya dalam konteks pemilu dan sangat membantu kami dalam mendorong partisipasi politik,” tambah Afif.
Pada bagian lain paparannya, Afifuddin juga memberikan informasi mengenai tahapan Pemilu 2024 yang telah dan baru-baru ini dilaksanakan. Sebagai seorang yang pernah menjabat sebagai Anggota Bawaslu 2017-2022, ia juga menjelaskan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU menghadapi hari pemungutan suara yang tinggal 98 hari lagi.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, Sekjen KWI Mgr. Paskalis Bruno Syukur, dan sejumlah uskup dari seluruh Indonesia. (humas kpu dianR/foto: dianR/ed diR)